Senyummu Menggoda Majikan
Penduduk di daerah Puncak Bogor Jawa Barat cukup tahu keinginan orang
Arab jika datang ke daerah wisata tersebut. Bangsa Arab, selain dikenal
menyukai wanita Indonesia, juga mempunyai beberapa kebiasaan yang
berbeda dengan karakter orang Indonesia. Seorang TKW yang bekerja di
sebuah rumah majikan di Arab Saudi berusaha ramah dengan senyuman setiap
menghidangkan minuman, dianggap menggoda sang majikan laki-laki. Untuk
ketiga kalinya TKW tersebut tersenyum, majikan yang sudah beristri dua
tersebut langsung mengangkat tubuhnya ke dalam kamarnya saat rumah
sedang kosong.
Bahlul
Seorang pedagang sukses yang berencana pergi umrah, mempunyai
tetangga keturunan Arab yang dikenal tidak taat beragama. Bahkan sampai
usia dewasa, anak-anaknya tidak cakap baca tulis Al-Quran dan tidak
menutup aurat. Saat pergi umrah, dia memperhatikan di mana-mana,
jalanan, papan toko, rumah, reklame iklan, semuanya bertuliskan huruf
Al-Quran. Dia anggap orang Arab di negerinya sendiri sangat religius
karena menulis doa di setiap tempat.
Kentut Orang Arab
Di kantor-kantor di kota Dammam, sebuah kota industri wilayah timur
Saudi, selalu tertulis larangan merokok di dalam ruangan. Tetapi pemilik
dan pekerja di kantor yang perokok, selalu menyempatkan merokok saat
waktu istirahat. Ketika kantor dibuka kembali, masih tersisa bau rokok
yang sangat mengganggu. Untuk menghilangkan bau tersebut, disemprotkan
pewangi beraroma apel. Seorang pekerja baru datang dari Bangladesh yang
belum mengerti bahasa Arab sama sekali, mengomentari wangi tersebut ke
rekannya yang sudah lama bekerja di Arab. Seorang Arab yang mendengar
percakapan keduanya, menyela dengan bahasa Arab, “kasih tahu dia, itu
kentutnya orang Arab.” Keduanya tertawa terbahak-bahak, tapi tidak bagi
pekerja yang awam tadi.
Gereja di Arab Saudi
Di Kerajaan Arab Saudi, harga air empat kali lipat lebih mahal dari
harga BBM. Karena itu, banyak pekerja asing memanfatkan fasilitas air
minum gratis yang disediakan di setiap masjid kemudian ditampung ke
galon untuk dibawa ke tempat tinggal masing-masing. Beberapa pekerja
dari Filipina yang beragama Kristen bertanya kepada rekannya, kenapa
hanya di masjid saja tersedia air minum gratis? Rekannya seorang muslim
Indonesia menjawab, karena di sini tidak ada gereja! (note: beberapa
rumah dan di tempat umum lainya juga ada yang menyediakan air minum
gratis).
Kampanye ala Raja Saudi
Di Tanah Air kita, jika musim kampanye tiba, caleg atau capres
berlomba membuat iklan atau media kampanye dengan poster, baliho, dan
tayangan di televisi. Ada baiknya para calon wakil rakyat di Indonesia
meniru Raja Saudi yang berkampanye setiap hari dengan mencetak fotonya
di uang kertas riyal. Bisa pasti semua orang tak akan luput melihatnya.
Kampanyenya dijamin sukses, apalagi lembaran tersebut dibagikan gratis
seperti BLT (Bantuan Langsung Tunai) zaman SBY-JK.
Pemanas Alami
Tidak diragukan lagi bahwa suhu udara pada bulan-bulan menjelang dan
saat Ramadhan di Saudi sangat panas. Hatta air untuk mandipun didak
perlu dipanaskan lagi jika Anda ingin mandi dengan air hangat.
Pertanyaannya apakah segar mandi dengan air hangat di suhu yang panas?
Jangan-jangan keluar dari kamar mandi justru bermandikan keringat bukan
air.
Perempuan di Sangkar Emas
Perempuan di Saudi sangat diperlakukan sangat berbeda dengan
perempuan umumnya di negara lain. Mereka dilarang beraktivitas di luar
rumah, apabila keluar rumah harus berpakaian menutup aurat serba hitam
dengan cadar menutup wajah dan didampingi suami atau saudaranya. Materi
melimpah di keluarga kaya, bagi mereka tercukupkan dan tidak kekurangan
apapun kecuali kebebasan beraktivitas di luar rumah. Koran harian
al-Hayat yang tersebar di negara teluk dan beberapa negara Eropa, pernah
memuat karikatur suami “bersenjata kunci mobil” dan perempuan
“mengokang alat penggorengan”. Begitulah kira-kira gambaran kehidupan
sosial perempuan dan laki-laki di Saudi.
Banjir Pasir
Di kota-kota Indonesia, masalah genangan air dan sistem drainase di
jalan sering kali menjadi sumber kemacetan karena banjir. Jika ada
saluran air atau got di sepanjang jalan, sering kali juga menjadi
jebakan pejalan kaki terporosok ke dalamnya. Di Saudi Arabia, anda tak
perlu mengkawatirkan itu, karena tidak ada got atau saluran air
sepanjang jalan. Jika dibangun got dipinggir jalan, mungkin akan
dipenuhi pasir bukan air. Karena sangat jarang hujan air di Arab,
sehingga tidak diperlukan saluran air, mungkin sangat perlu ada saluran
pasir? (note: awal bulan Dzulhijjah yang lalu, hujan besar turun di
Jeddah menyebabkan banjir besar dan menewaskan lebih dari 100 orang,
inna lilahi wa inna ilaihi raji’un)
Empat Musim Sehari
Orang mengenal cuaca di negeri Arab sangat panas dengan padang
pasirnya. Tapi siapa yang tahu bahwa dalam sehari bisa berubah 4 musim
sekaligus? Pagi hingga siang angin kencang membawa debu, menjelang sore
angin mulai pelan, di malam hari Anda bisa merasakan udara seperti
dinginnya kota Bandung. Keesokan harinya jangan kaget jika panas
menyengat hampa angin dan udara basah panas.
Arab Karena Uang
Orang bilang uang bisa membeli apa saja. Ini juga terjadi di negeri
Saudi. Dengan kekayaan negerinya, Kerajaan Saudi dapat membeli apa saja
yang mereka inginkan. Jika negeri Arab tersebut dikenal tandus dengan
padang pasirnya, tapi tidak banyak orang yang tahu, di kota-kotanya
telah banyak penghijauan. Hingga manusia pun dapat diberlakukan seperti
barang karena uang dapat membeli para pekerja asing yang harus mau
diberlakukan semena-mena dengan poisisi di mata hukum yang sangat lemah.
Barang Impor
Rata-rata orang Arab di Saudi serba berkecukupan. Karunia Allah
dengan kekayaan sumber migas dan devisa negara dari kunjungan haji serta
umrah sangat melimpah ruah. Masyarakatnya dapat mengimpor kendaraan CBU
(Complete Built Up), meubel, makanan, pekerja, dan berbagai
macam peralatan dan kebutuhan hidup sehari-hari. Karena impor, harga
barang menjadi mahal. Karena faktor sumber bahan baku atau mental
manusianya, bangsa Arab tidak berusaha memproduksi sendiri?
Manusia Impor
Tampaknya bukan barang saja yang harus diimpor oleh Kerajaan Saudi.
Manusia pun mereka butuhkan dari luar negeri. Budaya perbudakan
peninggalah jaman jahiliyah pra-Islam ternyata masih sedikit tersisa.
Penduduk Saudi ini sangat menjaga diri dari pekerjaan kasar (baca:
gengsi). Kalau mampu, kenapa tidak membayar orang lain? Itulah filsafat
uang bisa membeli apa saja. Sehingga pekerjaan kasar dan posisi tidak
strategis diberikan kepada orang non-Arab. Meski di supermarket dilayani
orang Hindi misalnya, bukan berarti itu toko tersebut miliknya, karena
“haram” hukumnya orang asing memiliki asset bangunan atau tempat usaha.
Cocok dicontoh pemerintah Indonesia untuk menjaga asset pemerintah yang
sering dijual ke asing?
Cinta Produk Luar Negeri
Orang Arab sangat bangga dengan mobil-mobil yang dimilikinya yang
dibeli langsung dari negara pembuatnya. Kemudahan impor dan pajak yang
rendah membuat mereka bersaing membeli mobil complete built up. Jika
saja orang Saudi mau menyisihkan riyalnya untuk peneletian dan
pengembangan industri mobil di dalam negeri, kerajaan ini bisa sangat
mandiri dan pasti akan bertambah kaya. Ada pertanyaan dari seorang
pemabaharu di India tempo dulu, limadza ta`khara muslimun wa taqqada ghaiuruhum (kenapa umat Islam terbelakang sementara yang lainnya maju)? Pertanyaan ini belum terjawab oleh fakta. [BERSAMBUNG]
No comments:
Post a Comment